Perplexity AI adalah perusahaan teknologi yang mengembangkan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu menjawab pertanyaan pengguna dengan menggunakan teks prediktif bahasa alami. Didirikan pada bulan Agustus 2022, Perplexity AI telah menarik perhatian banyak orang berkat kemampuannya yang luar biasa dalam menghasilkan jawaban yang relevan dengan mengutip sumber-sumber dari web.
Perplexity AI didirikan oleh empat insinyur berpengalaman di bidang sistem backend, AI, dan pembelajaran mesin: Aravind Srinivas, Denis Yarats, Johnny Ho, dan Andy Konwinski. Srinivas, yang menjabat sebagai CEO, sebelumnya adalah peneliti AI di OpenAI. Yarats, CTO perusahaan, adalah mantan ilmuwan riset AI di Meta. Ho, Chief Strategy Officer, memiliki pengalaman bekerja sebagai insinyur di Quora dan sebagai pedagang kuantitatif di Wall Street, sementara Konwinski adalah bagian dari tim pendiri di Databricks.
Sebagai perusahaan yang berbasis di San Francisco, California, Perplexity AI telah berkembang pesat. Pada tahun 2024, perusahaan ini telah memiliki 55 karyawan dan berhasil mengumpulkan dana sebesar $165 juta, yang meningkatkan valuasi perusahaan menjadi lebih dari $1 miliar. Para investor terkemuka yang mendukung Perplexity AI termasuk Jeff Bezos, Nvidia, Databricks, Bessemer Venture Partners, Susan Wojcicki, Jeff Dean, Yann LeCun, Andrej Karpathy, Nat Friedman, dan Garry Tan.
Fungsi dan Fitur Perplexity AI
Perplexity AI menawarkan mesin pencari yang menggunakan pemrosesan bahasa alami untuk menyediakan hasil pencarian yang dipersonalisasi. Mesin pencari ini tidak hanya merangkum hasil pencarian tetapi juga menyertakan tautan dalam teks yang dihasilkan. Perplexity menggunakan model freemium, dengan versi gratis yang menggunakan model bahasa besar (LLM) milik perusahaan sendiri. Versi berbayar, Perplexity Pro, menawarkan akses ke model GPT-4, Claude 3.5, Mistral Large, Llama 3, dan model Perplexity Eksperimental.
Fitur-fitur unik yang ditawarkan oleh Perplexity AI termasuk mode pencarian ‘Focus’ yang memungkinkan pengguna membatasi pencarian ke platform tertentu seperti Reddit, YouTube, WolframAlpha, atau mode pencarian Akademik dan Penulisan. Selain itu, mode ‘Pro’ yang sebelumnya dikenal sebagai ‘Copilot’ memungkinkan pengguna untuk mengunggah dan menganalisis file lokal, termasuk gambar, serta menyediakan akses ke API.
Pada bulan April 2024, Perplexity meluncurkan versi enterprise dari produknya. Selanjutnya, pada bulan Mei 2024, mereka memperkenalkan fitur baru bernama ‘Pages’ yang memungkinkan pengguna untuk membuat halaman web kustom berdasarkan prompt pengguna. ‘Pages’ menggunakan model pencarian AI Perplexity untuk mengumpulkan informasi dan membuat presentasi riset yang dapat dipublikasikan dan dibagikan dengan orang lain.
Kontroversi dan Tanggapan
Pada bulan Juni 2024, Perplexity AI mendapat kritik dari Forbes karena penggunaan konten tanpa izin. Forbes menuduh Perplexity menyalin artikel tanpa mencantumkan sumber dengan jelas. Menanggapi kritik ini, CEO Aravind Srinivas mengakui bahwa fitur tersebut masih memiliki “beberapa kekurangan” dan menerima umpan balik dari Forbes, tetapi menegaskan bahwa Perplexity hanya mengagregasi informasi dan bukan menjiplak.
Selanjutnya, investigasi yang dilakukan oleh Wired dan Robb Knight menemukan bahwa Perplexity tidak mematuhi standar robots.txt yang memungkinkan situs web menghentikan crawler web dari mengambil konten. Perplexity dituduh menggunakan alamat IP yang tidak diketahui dan spoofing string agen pengguna untuk mengabaikan robots.txt. Srinivas menyatakan bahwa Perplexity tidak mengabaikan Protokol Pengecualian Robot dan mengandalkan crawler pihak ketiga. Meskipun demikian, Amazon Web Services (AWS) yang menjadi host crawler Perplexity, memulai investigasi rutin terhadap penggunaan Perplexity terhadap Amazon Elastic Compute Cloud.
Dengan semua fitur dan kontroversi yang mengelilinginya, Perplexity AI tetap menjadi salah satu perusahaan yang paling menarik dan inovatif di bidang kecerdasan buatan dan teknologi mesin pencari.