Stres adalah reaksi tubuh terhadap ancaman atau tekanan yang dirasakan. Ini bisa datang dalam bentuk fisik atau psikologis dan terjadi ketika kita menghadapi situasi yang dirasa membebani atau berbahaya. Ketika tubuh merasa terancam, sistem saraf akan mengaktifkan hormon seperti kortisol dan adrenalin, yang memicu berbagai reaksi seperti peningkatan detak jantung, ketegangan otot, dan tekanan darah yang tinggi. Ini adalah respons alami tubuh yang dikenal sebagai “fight-or-flight.”
Jenis-jenis Stres
Stres umumnya dikategorikan menjadi dua jenis: akut dan kronis.
Stres Akut
Stres akut adalah stres jangka pendek yang muncul tiba-tiba, seperti ketika seseorang menghadapi situasi berbahaya secara langsung. Contoh umum adalah merespons bahaya mendadak seperti menginjak pedal rem saat hampir mengalami kecelakaan.
Stres Kronis
Stres kronis berlangsung dalam jangka waktu lama, mulai dari minggu hingga bulan. Ini biasanya terkait dengan situasi yang terus-menerus menekan, seperti masalah finansial berkepanjangan atau konflik rumah tangga. Meskipun tubuh bisa beradaptasi dengan stres kronis, jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Penyebab Stres
Stres bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut beberapa penyebab umum:
- Pekerjaan: Beban kerja yang berat, tenggat waktu ketat, dan konflik pekerjaan bisa menjadi sumber stres utama.
- Masalah Keuangan: Ketidakstabilan finansial atau utang yang menumpuk dapat menciptakan stres yang signifikan.
- Perubahan Hidup: Perubahan besar seperti pernikahan, perceraian, atau kehilangan pekerjaan bisa memicu stres.
- Konflik Interpersonal: Konflik dalam hubungan pribadi atau sosial dapat menyebabkan stres.
- Mengidap Penyakit: Penyakit serius atau kondisi kesehatan kronis dapat menjadi sumber stres.
- Lingkungan Sosial: Isolasi sosial, diskriminasi, atau tekanan sosial juga bisa memicu stres.
- Perubahan Lingkungan: Bencana alam atau polusi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan stres.
- Tuntutan Keluarga: Tuntutan dalam peran sebagai pasangan atau orang tua bisa menjadi sumber stres.
- Ketidakpastian Masa Depan: Ketidakpastian dalam karir atau kehidupan umum dapat meningkatkan stres.
Faktor Risiko Stres
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stres, antara lain:
- Kurang tidur atau insomnia.
- Pola makan yang tidak seimbang.
- Kondisi kesehatan fisik atau mental yang buruk.
- Riwayat peristiwa traumatis.
- Riwayat masalah kesehatan mental.
Gejala Stres
Gejala stres bisa berbeda-beda, tetapi umumnya terbagi menjadi dua kategori:
Gejala Emosi
- Rasa frustrasi dan mudah marah.
- Perubahan suasana hati yang signifikan.
- Rasa bingung dan tidak berguna.
- Kesulitan menenangkan pikiran.
- Depresi.
Gejala Fisik
- Pusing atau sakit kepala.
- Gangguan tidur seperti insomnia.
- Rasa lemas atau mual.
- Jantung berdebar.
- Nyeri pada otot atau gangguan pencernaan.
Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Sebelum mengambil kesimpulan mengenai kesehatan mental, kamu bisa menggunakan berbagai tes kesehatan mental di Halodoc:
- Cek Stres: Tes sederhana untuk mengukur tingkat stres.
- Tes Depresi: Mengukur tingkat depresi dengan 9 pertanyaan valid secara ilmiah.
- Tes Gangguan Kecemasan: Menggunakan Generalized Anxiety Disorder-7 untuk mengukur kecemasan.
Jika hasil tes menunjukkan adanya gangguan, segera hubungi psikolog atau psikiater.
Diagnosis Stres
Diagnosis stres melibatkan pengisian kuesioner seperti The Perceived Stress Scale (PSS-10) dan sesi wawancara dengan dokter. Dokter akan mengevaluasi apakah stres bersifat akut atau kronis dan mungkin memerlukan pemeriksaan tambahan seperti MRI atau CT scan jika ada kondisi kesehatan lainnya.
Pengobatan Stres
Pengobatan stres bisa dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan profesional. Beberapa langkah yang dapat diambil:
- Mengidentifikasi Penyebab: Mengetahui apa yang menjadi pemicu stres.
- Mencari Solusi: Mengatasi penyebab stres dengan solusi yang praktis.
- Diskusi dengan Tenaga Profesional: Jika diperlukan, konsultasi dengan dokter atau terapis untuk terapi perilaku kognitif atau obat-obatan.
Komplikasi Stres
Stres yang tidak diatasi dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Gangguan mental seperti gangguan kepribadian dan depresi.
- Masalah jantung seperti hipertensi dan aritmia.
- Gangguan pola makan dan sistem pencernaan.
- Masalah kulit dan kerontokan rambut.
Pencegahan Stres
Untuk mencegah stres, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat:
- Cukup tidur.
- Melakukan hobi dan kegiatan yang menyenangkan.
- Mengonsumsi makanan bergizi.
- Berolahraga secara rutin.
- Melakukan teknik relaksasi atau meditasi.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke psikolog atau psikiater jika mengalami gejala stres berat seperti sulit mengendalikan ketakutan, gangguan aktivitas harian, atau pikiran untuk mengakhiri hidup. Penanganan yang cepat dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi penyebab stres.
Pertanyaan Seputar Stres
- Banyak pikiran negatif itu bisa mempengaruhi stamina tubuh ya?
- Ya, pikiran negatif bisa menurunkan stamina tubuh dan memicu stres, yang pada akhirnya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Bagaimana cara menghilangkan pikiran stres?
- Menghindari situasi yang memicu stres, mencari tahu penyebab stres, melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan berkonsultasi dengan profesional dapat membantu mengatasi stres.
- Gangguan stres dan depresi itu apa harus menjalani pengobatan ke psikolog?
- Jika stres menyebabkan gangguan serius dalam aktivitas sehari-hari atau depresi, konsultasi dengan psikolog atau psikiater sangat dianjurkan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.